Selasa, 06 Agustus 2013

MAKALAH SINGKAT TENTANG TIMBANGAN


MAKALAH SINGKAT




UPAYA MENANGGULANGI PENIMBANGAN

TRUCK ANGKUT TEBU YANG MENDAPAT
PRIORITAS TIMBANG



OLEH :
D J U M A D I




PT PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO)
“PG PADJARAKAN”



II. PERMASALAHAN


                 Situasi Timbangan Tebu dilingkungan PTP.NUSANTARA XI (PERSERO) pada umunya segala pengaturan yang berkaitan dengan timbang menimbang ( mulai dari parkir Truck sampai dengan urutan penimbangan tebu khususnya angkutan Truck), diatur oleh petugas khusus yaitu Satpam. Disamping itu jarak antara tempat parkir dengan Timbangan cukup berjauhan sehingga pelaksanaan pengaturan penimbangan / penggilingan antara tebu angkutan Truck dengan tebu angkutan Lori mudah dikendalikan dari dalam (maksudnya Perusahaan) dengan hal tersebut tebu yang digiling selalu segar.
                 Berbeda dengan situasi timbangan tebu di PG Padjarakan, segala pengaturan yang berkaitan dengan timbang menimbang  (mulai dari parkir Truck sampai dengan urutan penimbangan tebu diatur dan dikendalikan dari timbangan , disamping parkir Truck berada disebelah kanan dan kiri jembatan timbang.Dengan situasi seperti ini PENGATURAN PENIMBANGAN/PENGGILINGAN ANTARA TEBU YANG DIANGKUT TRUCK DENGAN TEBU YANG DIANGKUT LORI PADA SIANG HARI SULIT DILAKSANAKAN, akibatnya sisa pagi selalu meningkat dan tebu banyak yang layu/kering.
                 Dengan hal tersebut diatas tidak menutup kemungkinan akan terjadi penurunan Rendemen yang ahirnya merugikan petani/perusahaan.
                 Dengan hal tersebut diatas dapat kami taksasi kehilangan / kerugian akibat terjadinya tebu layu/kering misal :
                 Jumlah tebu segar yang digiling sebanyak 1000 ku dengan Rendemen 7.00
Maka hasil gulanya adalah : 1000 ku x 7.00 x 1.003 =  70,21  ku
Giling tebu layu/kering      :  1000 ku x 6.00 x 1.003 =  60,18  ku
Selisih pendapatan gula sebanyak                               =  10,03  ku


 
Jika hal ini dirupiahkan dengan harga gula 250.000,-/ku maka julah kehilangan/kerugian sebesar :
10,03 x Rp. 250.000,- = Rp. 2.507.500,- / 1000 ku tebu.
Disamping itu kerugian juga akan terjadi pada pemakaian bahan bakar minyak ,karena tebu tersebut suatu saat oleh bagian Instalasi akan disemprot dengan air.


III. PEMBAHASAN

                  Sebagaimana telah dikemukakan didepan jika penimbangan/penggilingan tebu yang diangkut Lori pada siang hari belum bisa dilaksanakan diseling dengan tebu angkutan Truck maka, produktivitas dari tebu itu sendiri akan mengalami penurunan mengingat semakin lama tebu  ditandon diatas Lori akan semakin layu tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap turunnya Rendemen yang ahirnya akan berpengaruh pula terhadap pendapatan pertani/perusahaan.

A.Identivikasi Masalah .
                 Keputusan keputusan dari bagian / mitra kerja yang terkait didalam sistem penimbangan/penggilingan antara tebu diangkut Truck dan Lori pada siang hari adalah sebagi berikut :
1. Bagian Tanaman/Tebangan
2.Timbangan ( A K U )
3. Stavel monster ( Pabrikasi )
4. Sandatan dan langsiran (Instalasi)
5. Kontraktor angkutan
6. FTK ( wakil dari petani)

B.Usulan Pemecahan Masalah
                 Didaqlam menyiasati hambatan prosedur ini perlu diadakannya musyawarah/kesepakatan antara pihak PG dengan mitra kerja yang terkait yang meliputi :
1.Pihak PG :
-          Bagian Tanaman(Tebangan)
-          Bagian Timbangan( A K U )
-          Stavel monster (Pabrikasi)
-          Sandatan/Langsiran (Instalasi
2.Pihajk mitra kerja :
-          FTK (wakil petani)
-          Kontraktor angkutan
Tempat Musyawarah :Musyawarah diadakan di forum rapat tebangan
Putusan Musyawarah : Penegasan tanggung jawab dari masing-masing bagian/mitra kerja yang terkait dituangkan dalam Berita Acara/tertulis sebagai berikut :
1.Bagian Tanaman/Tebangan : mengendalikan sisa pagi sesuai instruksi Direksi kurang/lebih  30 % , dan peningkatan mutu tebangan (MBS).
2.Bagian Timbangan (AKU) : Pengaturan waktu penimbangan antara Truck dan Lori pada siang hari harus mengikuti prosedur /putusan rapat tebangan dan dilaksanakan secara konsekwen.
3.Bagian Stavel monster (Pabvrikasi) : Kapasitas giling per.jam antar tebu yang diangkut Truck dan Lori harus sesuai dengan perintah (F.C/Cemiker jaga).
4.Bagian Sandatan (Instalasi) : Pelaksanaan penyediaan tebu yang akan digiling antara Truck dan Lori harus sesuai dengan kapasitas giling yang ditentukan oleh stavel monster.
5.Juru langsir (Instalasi) :Menata penempatan tebu angkutan lori pada ban sandat sesuai dengan FIFO (sesuai dengan Hari,Tgl.Jam datang) dan mengeluarkan lori kosong dari lokasi sandatan.
6.FTK (wakil petaqni ) : Mendukung putusan musyawarah tersebut dan ikut memantau pelaksanaannya dilapangan.
7.Kontraktor angkutan : Disiplin dalam mengikuti aturan penimbangan/penggilingan sesuai dengan putusan rapat tebangan  tentang pelaksanaan penimbangan/penggilingan antara tebu angkut Truck dan tebu angkut Lori pada siang hari  dan menyampaikan putusan tersebur kepada semua Sopir angkutan.




IV.KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan :
1.Bagian Tanaman /Tebangan selaku penanngung jawab produksi tebu wajib mengendalikan sisa pagi sesuai instruksi Direksi kurang/lebih 30 %. Dan meningkatkan mutu tebangan (MBS).
2.Bagian Timbangan (AKU) : Pengaturan waktu penimbangan antara tebudiangkut Truck dan Lori pada siang hari harus mengikuti prosedur /putusan rapat tebangan dan dilaksanakan dengan konsekwen.
3.Bagian Stavel Monster (Pabrikasi) : Menentuykan kapasitas giling per.jam sesuai dengan perintah FC/Cemiker jaga.
4.Bagian Sandatan (Instalasi) : Petugas penyediaan yang akan digiling antara tebu diangkut Truck dan Lori ,harus sesuai dengan kapasitas giling yang ditentukan oleh Stavel Monster.
5.Juru langsir (Instalasi) : Menata penempatan tebu angkutan lori pada ban sandat sesuai dengan FIFO ( datangnya lori ) dan menyediakan tebu lori yang akan digiling disamping itu mengeluarkan lori kosong dari sandatan.
6.FTK (wakil petani) : Mendukung putusan musyawarah rapat tebangan dan memantau pelaksanaannya dilapangan.
7.Kontraktor angkutan : Disiplin dalam mengikuti prosedur /putusan rapat tebangan penimbangan /penggilingan antara tebu angkut Truck dan Lori pada siang hari dan menyampaikan putusan tersebut pada semua sopir angkutan.

B.S A R A N :
1.Segera diadakan evaluasi oleh bagian tanaman tentang pemasukan tebu secara routin dan pengendalian sisa pagi hendaknya mengacu pada instruksi Direksi yaitu kurang lebih 30 %.
2.Kerjasama yang baik antara bagian dan mitra kerja perlu ditingkatkan ,karena tidak diharapkan masing-masing bagian /mitra kerja menunjukkan bagiannya sendiri .
3.Mutivasi terhadap SDM yang terkait sehingga hasil dari perusahaan tercapai dengan jalan produktivitas kerja meningkat.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar